Pada tanggal 25 November yang lalu, seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Guru. Hari Guru ini adalah hari dimana kita merayakan dan memberi penghargaan sebesar-besarnya kepada peran guru-guru di Indonesia dalam berbagai jenjang pendidikan dan instansi.
Tim Penulis Neutron
2 Desember 2019
Berita Pendidikan
Pada tanggal 25 November yang lalu, seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Guru. Hari Guru ini adalah hari dimana kita merayakan dan memberi penghargaan sebesar-besarnya kepada peran guru-guru di Indonesia dalam berbagai jenjang pendidikan dan instansi. Dalam menyambut dan merayakan Hari Guru, ada satu tradisi yang sudah terbentuk selama ini di Indonesia. Biasanya, menteri pendidikan yang sedang menjabat akan menyampaikan sebuah pidato, baik itu dalam bentuk teks atau video maupun dibacakan secara langsung, yang kemudian akan disebarluaskan ke seluruh masyarakat Indonesia terutama yang memiliki sangkut-paut dengan dunia pendidikan. Tradisi tersebut pun terus berjalan hingga perayaan Hari Guru tahun ini. Akan tetapi, pada tahun ini ada sesuatu yang sedikit berbeda mengenai pidato tersebut.
Sebulan sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober, Nadiem Anwar Makarim atau yang lebih kita kenal sebagai Nadiem Makarim dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi. Terobosan-terobosan baru yang nantinya akan diterapkan oleh Nadim atau “Mas Menteri” ini memang sudah ditunggu-tunggu masyarakat. Penyampaian pidato dalam menyambut Hari Guru juga termasuk salah satunya. Tidak mengecewakan, teks pidato dari Mas Menteri langsung viral setelah tersebar luas.
Salah satu hal yang membuat pidato ini menjadi sangat menarik adalah gaya penyampaian Nadim yang menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan tidak bertele-tele. Setiap baris kalimat yang ia tulis terkesan polos, alami, tanpa penambahan atau pengurangan yang tidak diperlukan. Kalau bahasa kerennya sih, “tanpa sugar-coating” sedikitpun. Selepas itu, hal yang menjadi sorotan utama masyarakat adalah isi dari pidato itu sendiri. Dalam pidato ini, Nadim menunjukkan betapa ia bisa memahami kondisi para guru Indonesia yang bisa dikatakan berada di posisi yang tidak mudah. “... tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.”, tulisnya. Kalimat-kalimat selanjutnya mengilustrasikan berbagai kasus dilematis yang dialami guru. Seperti saat mereka menyadari bahwa mereka harus mendidik masa depan bangsa tapi dihalangi birokrasi yang rumit, ketika mereka ingin membantu murid yang tertinggal tetapi malah diberi tugas administratif yang membebani, dll. Tak heran bila semua orang yang bekerja di sektor pendidikan bisa berempati dengan isi dari pidato ini.
Nadim pun menutup pidato ini dengan sangat apik. Ia berseru kepada seluruh tenaga pendidik di Indonesia untuk tidak menunggu aba-aba dari pemerintah untuk memulai perubahan yang positif. Dalam pidatonya, ia menuliskan lima poin sebagai contoh hal-hal yang bisa mulai dilakukan. Lima poin itu adalah untuk mengajak kelas berdiskusi dan bukan hanya mendengar, memberikan kesempatan murid mengajar di kelas, menginisiasi bakti sosial yang dilakukan seluruh kelas, menemukan bakat dalam murid yang kurang percaya diri, dan menawarkan bantuan kepada guru yang kesulitan. Seruan Nadim tersebut menjadi bukti bahwa perubahan positif yang diinisiasi oleh guru merupakan modal yang besar bagi kemajuan dunia pendidikan.
Guru merupakan sosok yang teramat penting dalam lanskap pendidikan Indonesia. Karena itu, jasa serta dedikasi yang mereka berikan selama ini pantaslah kita apresiasi dan hargai setiap tahunnya melalui Hari Guru. Bahkan, menghargai jasa guru adalah sesuatu yang seharusnya kita semua lakukan tiap hari. Neutron pun sepakat dengan hal ini. Setiap guru atau tenaga pendidik di Neutron adalah sosok yang sangat penting dalam perwujudan salah satu visi Neutron yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Neutron juga sepakat bahwa perubahan-perubahan positif dalam cara mengajar merupakan sesuatu yang baik. Hal ini sejalan dengan konsep “belajar itu menyenangkan” yang selama ini dipegang teguh oleh Neutron. Tanpa perubahan, tentunya konsep ini tidak mungkin terwujud dan bertahan dari waktu ke waktu. Seperti kata Nadiem, “Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.”
Selamat Hari Guru untuk guru, tutor, dan tenaga pendidik di seluruh Indonesia!
Berita Pendidikan