Kehadiran aplikasi bimbingan belajar berbasis online telah memberikan dampak besar bagi keberadaan bimbingan belajar konvensional. Dunia anak-anak sekolah yang semakin akrab, bahkan tidak dapat dipisahkan dari gadget dan internet memberi peluang yang teramat besar bagi aplikasi bimbingan belajar online untuk tumbuh besar. Fakta ini sayangnya banyak memberikan tekanan kepada jasa bimbingan online yang terlihat dengan semakin menurunnya siswa yang mengikuti bimbingan konvensional. Beberapa bimbingan belajar bahkan harus menutup beberapa cabangnya karena jumlah siswa yang terus menurun ini. Lantas, apakah ini menjadi indikasi dari awal hilangnya bimbingan belajar konvensional?

Menurunnya jumlah siswa di bimbingan-bimbingan belajar konvensional merupakan kenyataan pahit yang harus diterima pengajar dan lembaga bimbingan belajar konvensional sebagai dampak kehadiran aplikasi bimbingan belajar berbasis online. Terlebih dengan pendanaan yang besar-besaran, aplikasi bimbingan belajar berbasis online ini bisa menjangkau pangsa pasar yang teramat luas hingga berpotensi mematikan pasar bimbingan belajar konvensional. Dari sisi biayanya pun, bimbingan berbasis online ini jelas jauh lebih murah yang tentunya lebih diminati orang tua siswa jika dibandingkan dengan beban biaya yang berkali lipat harus mereka bayarkan untuk membimbelkan anaknya di bimbelan konvensional. Selain itu, kepraktisan untuk mengunduh aplikasi ini menjadi nilai plus lain yang menjadikannya lebih dipilih daripada bimbingan belajar konvensional.

Namun, berbagai hal di atas pada kenyataannya tidak dapat secara langsung menggantikan kehadiran bimbingan belajar konvensional. Ada ruang kosong yang tidak dapat dipenuhi oleh aplikasi bimbingan belajar online, namun bisa dipenuhi oleh bimbingan belajar konvensional. Ruang kosong itu adalah kehdairan tentor secara langsung sehingga memungkinkan proses belajar mengajar terlaksana dengan salip tatap muka.

Proses pembelajaran dengan kehadiran langsung tentor dengan bertatap muka ini sangat penting, bukan hanya terhadap keefektifan belajarnya, melainkan juga penting untuk perkembangan psikologis siswa. Belajar akan sangat efektf bila berlangsung dalam dua arah. Jika si anak tidak mengerti materi ajar maka saat itu juga si anak bisa bertanya kepada tentornya sehingga persoalan yang terkait pemahaman siswa terhadap materi ajar akan lebih terpenuhi.

Interaksi langsing dengan tentor dalam wujud tatap muka juga penting bagi psikologis siswa. Bagaimanapun, siswa adalah manusia yang merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, mereka membutuhkan interaksi langsung dengan sesama “manusia”. Bukan manusia yang diwakili mesin aplikasi. Dengan interaksi langsung seperti yang terjadi dalam proses belajar di bimbingan belajar konvensional, fitrah siswa sebagai makhluk sosial tidak akan terkikis. Mereka tidak akan menjadi manusia individualis dan introvert seperti kebanyakan remaja yang kecanduan internet atau games online.

Kehadiran bimbingan belajar dalam bentuk aplikasi online pada kenyataannya memang berpengaruh terhadap penurunan siswa di bimbingan-bimbingan belajar konvensional. Namun, dengan kesadaran akan penting aspek keefektifan belajar dan faktor psikologi siswa sebagai makhluk sosial yang membutuhkan intreraksi langsung dengan tentornya, kehadiran bimbingan belajar konvensional seperti tidak akan hilang dan tergerus begitu saja.